Minggu, 02 Februari 2020

UPR peringkat 82 PTN/PTS Terbaik di Indonesia versi Webometrics

Pada bulan Juli 2019 UPR telah menduduki Peringkat 71 kampus terbaik Se-Indonesia versi Webometrics. Namun, setelah dirilis pada awal tahun 2020 UPR menempati Posisi 84.
Dan Faktanya Universitas Palangka Raya (UPR) menjadi satu-satunya PTN yang masuk 100 besar dari Pulau Kalimantan. 
Sumber gambar: website resmi webometrics

Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berada di posisi 170.
Politeknik Negeri Pontianak posisi 132.
Universitas Tanjung Pura berada di posisi 143. 

Dikutip dari Kompas.com Penilaian ini berdasarkan keaktifan website masing-masing kampus. Yang di dalamnya ada 4 aspek yang dinilai , yaitu presence, impact, openness, dan excellence.
1. Presence diukur beradasarkan jumlah situs web, termasuk sub domain yang ada di suatu universitas.

2. Aspek impact dinilai dari banyaknya backlink dari situs luar.

3.  openness diukur dari jumlah file berbagai jenis (.pdf, .doc, .ps, .eps, .docx, .ppt, atau .pptx), yang dapat diakses dan terhubung dengan domain situs universitas.

4. Excellence dinilai dari jumlah artikel publikasi ilmiiah karya civitas akademika universitas tersebut.

Sabtu, 01 Februari 2020

Keadaan Netizen +62 (Indonesia)

Netizen +62 .
+62 adalah kode telepon negara Indonesia.
Dan netizen (warganet) dari Indonesia adalah salah satu pengguna internet terbesar di dunia.

Bagaikan baru mengenal Internet, banyak dari mereka menyalahgunakan fungsi internet.
Banyak pemuda pula  hanya bolak balik mengecek media sosialnya karena tidak ada kerjaan lain selain rebahan dan menatap layar gawai/gadget.
Mereka semua menjadi pangsa pasar e-commerce dan berbagai media berita. Banyak dari mereka tidak mengerti kebenaran sebuah promosi barang maupun informasi.

Akibatnya.......
Netizen +62 menjadi orang-orang yang konsumtif dan ngampang terprovokasi karena digiring oleh berbagai media.

Warganet +62 rentang akan perpecahan.
Berikut keadaan terkini bangsa dunia maya +62.
1. Sampai saat ini masalah Kadrun, kampret, cebong tidak juga selesai.
Padahal sudah tahun 2020 bro. Mereka mudah digiring melalui media demi kepentingan politik tertentu.
2. Berbagi media nasional sangat susah untuk netral. Karena kebanyakan pemilik stasiun TV/media nasional adalah pemilik partai atau simpatisan partai tertentu.
3. Malas membaca berita secara menyeluruh, dan terlalu fanatik terhadap satu media tertentu. Akibatnya mudah saling menghujat antar warganet. Kemudian rating dari media yang menyampaikan informasi tersebut meningkat.
4. Banyak komentar tetapi belum membaca dan mendengarkan secara utuh sebuah berita.
Apalagi berfikir untuk menyaringnya
5. Banyak warganet +62 mabuk agama. Ketika menyinggung sebuah agama, maka pasti akan sangat cepat memberikan reaksi. Mereka susah menyaring suatu informasi, Karena memang susah mencari media yang independen.
6. Banyak kasus masalah negara ini, yang pemberitaannya kurang transparan. Kembali lagi warganet menjadi emosi. Sehingga mereka berspekulasi atau hanya memberikan opini masing-masing terhadap masalah bangsa ini.
7. Masalah kemanusiaan banyak terbawa kepada masalah rasisme.
Jika membaca berbagi komentar pada berita elektronik ataupun You Tube, banyak komentar mengarah kepada rasisme. Contoh : masalah Virus N-cov 2019 (Chorona Virus).
Ujung-ujungnya adalah banyak merendahkan/menghujat harkat dan martabat bangsa Tiongkok. Bahkan warga Indonesia yang keturunan China mungkin akan merasa tersakiti dengan komentar-komenter berita yang ada.

Waspada dan takut terhadap virus boleh, tetapi merendahkan bangsa lain dengan isu Rasis adalah hal yang sangat fatal dan tindakan tidak berpri-kemanusiaaan.
Sadarkan kalian semua, keadaan rata-rata warganet Sekarang bukan mencerminkan bangsa dan budaya Indonesia yang kita cita-citakan.

Berharap pada media bisa mendidik warganet Indonesia, eh malah hanya mikirin ratingnya masing-masing. Ya Sudahlah.

Kalau jargon kepolisian sih,
Saring sebelum sharing.
Boro-boro menyaring, membaca aja malas.
Huhhh
Tingkat literasi Indonesia aja hanya 0,001 persen yang artinya dari seribu manusia di Indonesia yang gemar membaca hanya 1 orang.

Parah kan?
Kapan lagi mau maju negara ini, kalau kita tidak berubah?


UPR peringkat 82 PTN/PTS Terbaik di Indonesia versi Webometrics

Pada bulan Juli 2019 UPR telah menduduki Peringkat 71 kampus terbaik Se-Indonesia versi Webometrics . Namun, setelah dirilis pada awal tahun...